BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Orientasi Karya
Keserakahan adalah salah satu sifat
manusia yang sangat buruk, karena Keserakahan memiliki dampak yang sangat
buruk. Keserakahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (http://kbbi.co.id/arti-kata/zoorforbia;12:30,2015)
adalah sikap anti sosial yang sangat
merugikan orang banyak. Karena itulah keserakahan merupakan bagian dari
kejahatan.
Arti
serakah adalah orang yang rakus suka mengambil hak orang lain. Di masyarakat
sekitar sering terjadi praktik-praktik misalnya,
ribuan rumah digusur karena tidak memiliki izin atau karena kalah pengadilan,
ada juga tukang bakso, ( pedagang kaki lima ) rombongnya di hancurkan karena
tidak tertib tanpa peduli pedagang itu selanjutnya.
Jika
melihat orang yang serakah adalah bukanlah orang yang melanggar hukum justru
yang terkadang tidak tertangkap hukum, memiliki sertifikat rumah sebagai bukti
kepemilikan yang jelas dan menang
pengadilan jadi terkadang orang yang serakah itu bukan orang yang serakah dan
orang yang tak taat pada hukum.
Namun,
itu hanya satu atau dua dari
praktik-praktik yang lainnya. Ada satu penyebab orang yang menjadi
serakah adalah karena himpitan ekonomi dan dilanda kemiskinan, hal inilah yang
membuat orang menjadi berubah sifat yang serakah, suka merampas hak orang lain
dan sebagainya. perasaan yang seperti inilah yang penuh dengan keterpurukan
yang membuat orang menjadi gelisah bahkan cenderung memiliki sifat pemarah yang
membeberkan tabiat buruk yaitu serakah.
Ulasan
diatas memberikan ide atau gagasan bagi penata tari untuk membuat sebuah tarian
yang mengambil tema berdasarkan sifat keserakahan. Tema diatas merupakan
landasan dasar untuk membuat karya tari. Dengan menggunakan perilaku terpuruk,
resah, gelisah, pemarah dan perkelahian sebagai landasan gerak, serta dibantu
dengan adanya musik yang telah di edit (editing
music).
B.
Tujuan
Penciptaan
Harapan
penata tari ini mampu menyampaikan hal yang positif sehingga dapat dinikmati
dan mengerti oleh penonton. Selain itu hal yang terpenting dalam pembuatan
karya tari ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Koreografi dan
Garap Sanggit Tari. Karya tari yang merupakan jenis karya tari kelomppok dengan
jumlah penarinya tiga orang penari yaitu satu orang laki-laki dan dua orang
perempuan dengan mode penyajian representasional. Komposisi tari berdasarkan gerak kontemporer dikembangkan
berdasarkan gerak, tenaga, waktu dan ruang.
C.
Kajian
Sumber Penciptaan
Penciptaan
karya tari ini Nak Menang Sughang bersumber
pada realitas kehidupan sehari-hari yang terjadi dimasyarakat. Dalam kehidupan
sehari-hari sering terjadi sifat yang selalu ingin punya labih atas apa yang
dimiliki, seperti ketamakan dan suka merampas hak orang lain guna memenuhi
keinginannya. Sifat seperti ini adalah sifat yang tercelah bahkan cenderung
sangat serarakah. Orang yang serakah disebabkan dari beberapa faktor misalnya,
karena keegoisan, rasa ingin memiliki yang berlebihan, dan bisa jadi karena
himpitan ekonomi. Jika dilihat dari segi himpitan ekonomi tentu saja yang
terjadi adalah keterpurukan, kegelisahan, stes, kesal, bahkan merampas hak
orang lain. Sebab inilah penata tari menciptakan karya tari yang diambil dari
sifat-sifat tersebut. Terkait dengan gejala tersebut diatas tentu saja sangat berpengaruh
pada dalam kehidupan. Pengaruh yang ditimbulkan bisa pengaruh terhadap diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan maka perlu pemikiran untuk memperbaiki
hal-hal tersebut baik secara rasional dan irasional. Segala penjelasan diatas
dipakai sebagai bahan untuk memperkuat konsep penciptaan karya tari dan menjadi
acuan yang akan digunakan.
BAB II
KONSEP GARAPAN
Di zaman sekarang banyak sekali
orang yang telah terombang-ambing oleh perkembangan zaman, sehingga
mengakibatkan krisis sosial dan akhlak khususnya masyarakat sekitar kehidupan
yang ada. Perilaku yang tidak sepantasnya dilakukan tak digubris lagi demi
kehidupan yang baik, namun tanpa sadar adalah kesalahan yang fatal. Sifat
serakah karena ingin hidup serba berkecukupan dengan merampas hak orang lain
yang bukan miliknya. Akan tetapi
sesungguhnya setiap orang yang bertingkah laku buruk Allah SWT tidak akan
senang. Akibat dari keserakahannya tersebut Allah tidak menjadi murka yang
menyebabkan meninggal dunia.
Dalam hal inilah penata tari
tertarik untuk mengangkat sebuah tarian yang berjudul Nak Menang Sughang.
1.
Rangsang
Prosedur seorang koreografer dalam kegiatan proses
kreatif yaitu bagian yang bersifat operasional. Tahapan yang dilakukan mulai
dari penetapan ide dasar hingga munculnya kehendak mewujudkan gerakan. Tahap
yang digunakan adalah menguraikan tentang proses mengelolah gerak. Rangsang
tari yaitu suatu yang membangkitkan pikiran atau semangat (kehendak) atau
motivasi untuk berkreativitas (Smith, 1985 : 19) (http://ransangtari.blog.com).
Dalam penciptaan karya tari Nak Menang Sughang ini menggunakan rangsang kinestetis karena sumber
garapan didalam tarian ini diperoleh dari melihat dan menirukan perilaku orang
lain dalam kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam gerakan.
Adegan tari Nak
Menang Sughang
Ø Adegan
1
Seorang laki-laki yang
sangat terpuruk karena himpitan ekonomi membuatnya menjadi gelisah dan stress
Ø Adegan
2
Dua orang wanita
membawa makanan lalu seorang laki-laki merampas makanan kepada kedua wanita
tersebut
Ø Adegan
3
Perlawanan dua orang
wanita dengan seorang laki-laki yang ingin merebutkan makanan darinya
menyebabkan penuh amarah dan perkelahian
Ø Adegan
4
Akibat dari perkelahian
karena keserakahan akhirnya menyebabkan Tuhan murka dan ketiga penari meninggal dunia.
2.
Tema
Dalam
tarian ini dilihat secara keseluruhan mengambil tema Keserakahan dilihat dari
tingkah laku yang ada dimasyarakat sekitar tempat tinggal. Serakah dalam tarian
ini bahwa seorang lelaki yang hidupnya sangat serbah kekurangan bahkan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat susah. Semakin hari semakin terpuruk
bahkan sesekali laki-laki ini stres dengan keadaannya.
Ketika
laki-laki ini hilang rasa kebaikanya yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana
bisa hidup walaupun harus melakukan apapun termasuk sifat-sifat yang buruk.
Sifat tercelah seperti merampas hak orang lain, hal ini dilakukan terus menerus
setiap harinya.sampai ketika laki-laki ini bertemulah dengan dua orang wanita
yang sedang membawah makanan, dengan tanpa pikir panjang laki-laki ini lansung
merampas makanan dari kedua wanita tersebut. Kedua wanita ini sekuat tenaga
mempertahankan makanan milikinya tersebut namun, lalu akhirnya berhasil direbut
laki-laki ini. Akan tetapi tak selamanya sifat buruk disukai Allah. Allah
membenci orang yang bersifat tercelah termasuk merampas hak orang lain, akibat
dari perkelahian yang tidak berkesudahan karena mau menang sendiri menyebabkan
ketiganya meninggal duniasampai akhirnya meninggal dunia.
3.
Judul
Judul
tarian ini diambil dari bahasa daerah yang digunakan sehari-hari oleh
masyarakat Sekayu Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Tarian yang diberi judul Nak Menang Sughang yang artinya dalam
bahasa Indonesia adalah Mau Menang Sendiri. Kata Nak dalam bahasa Indonesia
memiliki arti Mau, sedangkan kata Menang
yang berarti kemenangan, untuk kata Sughang
dalam bahasa Indonesia memiliki arti Sendiri. Jadi dari keseluruhan judul Nak Menang Sughang sama dengan artinya
Mau Menang Sendiri.
Sesuai
dengan tema yaitu keserakahan bahwa manusia yang mempunyai serakah adalah
manusia yang selalu merasa berkuasa, yang kehendaknya selalu dituruti sesuai
dengan keinginannya termasuk sifat suka merampas merampas hak orang lain.
Seperti
yang diketahui oleh banyak orang, seorang yang memiliki sifat mau menang
sendiri atau Nak Menang Sughang salah
satu sifat tercelah yang sangat tidak disukai manusia bahkan Tuhan sang maha
pencipta karena sifat ini akan merugikan dirinya sendiri bahkan merugikan orang
lain. Jadi tarian Nak Menang Sughang tarian yang diambil dari tingkah laku manusia
sehari-hari yang pernah dilihat oleh penata tari sendiri sehingga munculah ide
atau gagasan untuk menciptakan tarian yang berjumlah tiga penari, satu orang
laki-laki dan dua orang perempuan.
4.
Tipe
Tari
Tipe
tari dalam tari Nak Menang Sughang adalah menyampaikan isi tari. Dengan demikian
yang ditampakkan dalam koreografi model ini adalah esensi yang lebih menawarkan
suatu kedalaman makna. Pada umumnya secara simbolis penampilan tarian ini
adalah wujud nyata. Seperti pada adegan 1 terpuruknya seorang laki-laki yang
menunjukkan kesedihan, kegelisahan, dan juga stres. Adegan ke 2 seorang laki
laki yang merampas makanan kepada kedua wanita sehingga terjadilah perlawanan
dari kedua wanita tersebut yang menyebabkan perkelahian. Sampai adegan terakhir
terjadinya ketiga penari meninggal dunia. Dapat dilihat dari uraian diatas suda
jelas bahwa tarian ini menggunakan tipe tarian Dramatik karena karya tari ini
mengandung unsur cerita yang penuh dengan konflik, pertikaian antar penari meskipun
tidak menggambarkan tokoh-tokoh tententu.
5.
Mode
Penyajian
Karya
tari yang berjudul Nak Menang Sughang
menggunakan metode penyajian
Representasional karena dalam tarian ini pengungkapan karya tariannya jelas
yaitu, diambil dari sikap dan sifat dan kebiasaan yang ada pada masyarakat yang
dituangkan dengan gerak-gerak sebagai simbolis dari setiap adegan. Misalnya
dari Adegan 2 seorang laki-laki yang merampas makanan dari kedua wanita, dari
adegan tersebut tergambar jelas apa yang disampaikan oleh penari. Namun
pemakaian sikap gerak diambil dari gerakan keseharian yang telah dieksplor oleh penata tari. Dengan
proses stilisasi dari segi ruang, waktu, dan tenaga dan menekan aspek-aspek
koreografi secara keseluruhan.
6.
Penari
Para
penari terdiri dari tiga orang yaitu satu orang laki-laki dan dua orang
perempuan . Pengcastingan penari meliputi keseragaman postur tubuh karena ini
adalah satu hal yang penting agar tarian terlihat lebih baik.
Seorang
penari laki-laki yang berkarakter antagonis karena melihat sifatnya yang
serakah, suka merampas hak orang lain dan selalu melakukan sifat tercelah. Dua
penari perempuan sebagai pembawa makanan sekaligus sebagai sasaran dari
laki-laki yang serakah.
7.
Properti
Karya
tari yang berjudul Nak Menang Sughang menggunakan properti meja, piring dan Pisau.
Meja dalam karya tari Nak Menang Sughang
sebagai tempat duduk seorang laki-laki yang sedang stress dan terpuruk, namun
pada dasarnya adalah sebagai pelengkap dalam pembuatan karya tari. Piring dalam
Nak Menang Sughang dipakai untuk
menguatkan tarian sebagai tempat wadah makanan yang dibawah oleh dua penari dan
menjadi rebutan dari seorang penari laki-laki. Piring yang terbuat dari bahan
seng dipilih karena memiliki kesan ketika piring digunakan sebagai properti tarian.
Photo Piring
Dokumentasi
: Dedek (7 Desember 2015)
Photo Meja
Dokumentasi
: Dedek (7 Desember 2015)
8.
Tata
Rias Busana
Pada
dasarnya bentuk dan pakaian dalam tarian Nak
Menang Sughang memiliki karakter yang lebih jelas sesuai dengan watak tokoh
dalam tarian. Kostum yang didominasi dengan warnah putih kecoklatan dan
berbahan kaos menggambarkan penari yang berasal dari kalangan orang miskin dan
tempat kumuh atau dikenal dengan gembel. Adapun kostum hitam menggambarkan
bahwa hitam mempunyai sifat yang tercelah termasuklah sifat serakah serta penuh
dengan amarah. Dipadu dengan warnah kuning mengambarkan sifat yang serakah.
Tata
rias yang digunakan adalah tata rias yang bersifat pantasi yang disesuaikan
dengan tema dan judul tarian.
9.
Pola
Lantai
Pola
lantai dasar yang ada dalam tarian Nak
Menang Sughang Dalam koreografi
garap kelompok Jacqueline smith (dalam Rochayati, 2004:17) menegaskan bahwa
“Kehadiran jumlah penari dalam jumlah ganjil atau gasal memberikan kesan
pemisahan seseorang untuk menimbulkan
konflik sedangkan penari garap dapat menyatuh secara harmonis atau kesan
simetri dan sebaliknya asimetri”.
Jadi
dalam tarian Nak Menang Sughang penata
tari menggunakan pola lantai asimetris yang tidak sejajar namun tidak menuntut
kemungkinan penata tari menggunakan pola lantai simetris karena disesuaikan
dengan pola lantai yang digunakan penata tari.
Pola lantai dalam Nak Menang Sughang beroreantasi pada :
Gambar 1
(Pola lantai Awal : Penari
Hadap Depan adegan 1)
Gambar 2
(Pola lantai adegan 2)
Gambar 3
(Pola lantai
Adegan 3)
:
Penari perempuan
: Arah hadap Gambar 4
: Properti Meja (Pola
lantai Adegan 4)
10. Musik
Musik
yang digunakan dalam karya tari (Nak
Menang Sughang) adalah musik edit (Editing Musik).
1. Judul
lagu : Instrumen Musik Sedih
Durasi lagu : Menit ke 1-4 menit 50 detik
Nama Produksi : Youtube
Nama Pencipta : Youtube
2. Judul
lagu : Instrument Musik
Tegang Suasana Perang
Durasi lagu : Menit ke 1-4 menit 55 detik
Nama produksi : YouTube
Nama Pencipta : Length
3. Judul
lagu : Instument Musik Sedih
Durasi lagu : Menit ke 11, 30 detik – menit ke
13
Nama produksi : Youtube
Nama Pencipta : Youtube
BAB III
PROSES
PENCIPTAAN KARYA
A.
Proses
Garapan
Konsep
dasar garapan karya tari Nak Menang
Sughang adalah dalam rangkah memenuhi tugas akhir mata kuliah Koreografi
dan Garap Sanggit Tari semester 7 Universitas PGRI Palembang adalah kewajiban
mahasiswa pada semester 7 sebagai syarat mengikuti ujian semester selanjutnya.
Dalam
buku yang berjudul Serimpi Kadang Premati karangan (Rochayati,2004 : 48)
“Proses kreatif merupakan bagian dari
pola tindakan dan pola pikir dari rasa
sangat penting karena dengan adanya proses kreatif seorang pencipta seni dapat
mengetahui apa yang dilakukan, Sebelum,Sedang, dan Sesudah karya itu dibentuk”.
Agar
terwujudnya tarian ini supaya lebih variatif sangat memungkinkan melakukan
gerakan-gerakan yang lebih variatif dan
kemudian mentrasferkan ide tersebut dengan menggabungkan konsep dalam menata
tari, meliputi Tema, judul, struktur adegan, penari, musik dan lain sebagainya.
Dengan konsep dasar inilah nantinya akan
terwujud tarian yang lebih menarik dan mengandung makna tersendiri penata tari
dalam menyampaikan maksud tarian nantinya.
Wujud
garapan adalah karya tari kontemporer yang dirancang untuk penari yang berusia
13 tahun dan seterusnya. Tarian ini memungkinkan gerakan tari yang variatif
dengan pola dasar keserakahan, keterpurukan, amarah dan perkelahian yang
menjadi sumber garapan namun, didalamnya dilakukan penambahan penambahan gerak
tarian yang disesuaikan dengan pola ritme dan irama musik pengiringnya. Ragam gerak
tarian ini dipilh dari gerak tari kontemporer yang dilihat oleh penata tari
yang dikembang sevariatif mungkin guna mewujudkan sebuah karya tari yang sesuai
dengan gagasan dasar maupun konsep penciptaan maka keseluruhan sajian
diwujudkan kedalam 4 tahapan yaitu :
a)
Tahap
Awal
Sebuah
ide yang muncul seketika yang menjadi dasar pada saat penciptaan,namun hal
tersebut tidak segampang membalikan telapak tangan banyak hal yang di lakukan
agar adanya inspirasi terciptanya tarian yang baik selalu mencoba, mengulang
beberapa kali merasakan,dan mengevaluasi tarian. Pada plot awal disajikan
seorang laki-laki yang sudah ada di atas pangung disini seorang laki-laki ini menari
yang mengambarkan keterpurukan, keresahan, stres secara utuh. Untuk menuntut
memenuhi estetik yang di ungkapkan, disini di masukkan juga ragam gerak tarian
yang diselaraskan oleh penata tari.
b)
Tahap
Ekplorasi dan Improvisasi
Tahap
eksplorasi merupakan tahap kedua dalam penyusunan karya tari. Aktivitas dalam
tahap ini meliputi pola pikir berimajinasi, merasakan dan merespon lingkungan
sekitar. Penata tari mengembangkan tariannya dengan cara mengelolah gerak
dengan eksplorasi dan improvisasi. Eksplorasi termotivasi dari luar dan sangat
bermanfaat bagi penata tari karena dapat melakukan gerak tari dengan bebas baik
dengan keseluruhan anggota badan maupun
hanya gerak kaki dan tangan.
Adapun
motif gerak dalam tarian Nak Menang
Sughang adalah :
Ø
Motif stres : Posisi duduk diatas meja
properti dengan kaki kanan berada diatas kaki kiri dan posisi kedua tangan
berada diatas paha kiri dan kanan dengan ditepuk tepuk perlahan dengan hitungan
1-8 perubahan level dari level sedang ke level rendah.
Ø
Motif terpuruk : 1-8 posisi tubuh
condong kekanan dengan tangan kanan membentuk 950 derajat kearah
wajah sebaliknya dengan tangan kiri. 1-8 posisi badan condong kekanan dengan
kedua tangan menutup wajah dari level tinggi ke level rendah.
Ø
Motif perkelahian : 1-4 kaki kanan melangkah
kedepan kedua tangan diangkat setinggi dada 5-6 memegang tangan wanita kemudian
ditarik kebelakang 7-8 di dorong kedepan.
Ø
Motif mininggal : 1-8 tangan kiri memegang pundak punggung kiri tangan kanan
menutup wajah menahan sakit dari level sedang ke level rendah.
Tahap improvisasi adalah tahap yang
memberikan kesempatan lebih luas dalam melakukan imajinasi, pemilihan dan
percintaan dibandingkan dengan eksplorasi. Seseorang akan lebih memilih
kebebasan dalam mengungkapkan eksplorasi gerak. Improvisasi dapat tumbuh gerak-gerak
tertentu yang telah dipelajari. Penata tari dapat melakukan improvisasi gerak
dengan mengambil motif- motif atau ciri-ciri gerak yang diambil dari gerak tari
yang dilihat oleh penata tari.
Aktivitas gerak yang berasal dari improvisasi ditandai oleh spontanitas.
Improvisasi dapat memberikan kesempatan yang lebih besar bagi imajinasi dan
menciptakan eksplorasi. Karena itu, di dalam improvisasi akan timbul suatu
kepuasan rasa yang benar-benar sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.
Improvisasi memberikan pengalaman yang dapat mendorong ingatan-ingatan tentang
pengalaman hidup. Menyampaikan kesan-kesan dapat dijadikan sebagai acuan dalam
merespon imajinasi baru dan mengembangkan ide-ide gerak. Sehingga, lahirlah
kesadaran baru dalam bergerak dan siswapun dapat menemukan gerak
pribadinya. Misalnya, dengan
mendengarkan alunan musik cepat, lambat, sunyi, siswa dapat melakukan gerak
spontanitas melalui kegiatan improvisasi gerak sesuai dengan kemampuan
geraknya.
c)
Pengorganisasian
Bentuk
Menurut Sumandiyo (1996:45) (http://Pembentukankaryatari.com) proses koreografi melalui penyelesaian
merupakan proses pembentukan atau penyatuan materi tari yang telah ditemukan.
Melalui pengalaman dan pengembangan yaitu impropisassi dan eksplorasi proses
pembentukan menjadi kebutuhan koreografi. Pengertian koreografi pembentukan
sendiri mempunyai fungsi ganda. Pertama merupakan proses pengembangan materi
sebagai kategori peralatan atau materi koreografi. Kedua proses mewujudkan
suatu struktur yaitu struktur atau prinsip-prinsip bentuk pengorganisasian.
Kedua proses ini berjalan bersama seiring karena hasil dari itu akan lebih baik
dari pada hanya spontanitas.
Kebutuhan membuat komposisi tumbuh dari
hasrat manusia untuk memberi bentuk terhadap suatu yang dikembangkan dan
dijalankan. Dalam proses garap tari pengembangan materi/gerak telah dimulai
dari pengalaman eksplorasi dan improvisasi secara bersama antara penata tari
dan penari. Dalam pengalaman itu para penari menyadari mempunyai penting untuk
mengembangkan berbagai macam gerak sebagai materi garapan tari.
Pengembangan gerakan tari dalam tarian Nak Menang Sughang ini adalah
pengembangan gerak proses pembentukan aspek aspek segala yang terkait dalam komposisi
tari Nak Menang Sughang antara lain
pengulangan, variasi, kesatuan, ekspresi, gerak, semua yang menyangkut
komposisi gerak. Dalam pengembangan ini dibutuhkan kesabaran dan keuletan agar
komposisinya terbaca oleh penari yang akan menerima materi dari sang
koreografer. Tujuannya agar tari ini dapat menarik dan dapat dipahami oleh
penonton dan berbagai kalangan.
d)
Tahap
latihan
Tahap
latihan yang digunakan adalah :
1)
Tahap latihan dengan penari
Proses
latihan pada tahap ini menekan waktu
kurang lebih satu setengah bulan dengan semaksimal mungkin karena menyangkut
latihan yang susah untuk latihan. Adapun dalam hal ini ada beberapa langkah
yaitu :
a. Penyampaian materi dan pola lantai
Materi gerak yang
telah didapat oleh penata tari kemudian diberikan kepada penari untuk diingat dan dihafalkan
sekaligus dengan pola lantainya. Hal ini sangat efektif bagi penata tari selain
penari mengerti gerakan-gerakan yang diberi, penari juga lansung mengerti pola
lantainya. Latihan dilkukan tidak sekaligus akan tetapi dilkukan peradegan
karena hal ini mempermudah penata tari dalam memberi materi dan penari bisa
lebih cepat mengerti setiap teknik dan gerakan berikut dengan pola lantainya,
dan penyampaian juga kekuatan dari seluruh aspek gerak, seperti ruang waktu dan
tenaga.
b. Penyampaian materi dengan properti
Properti
yang digunakan dalam tarian Nak Menang
Sughang ini adalah Meja, piring dan pisau. Pada tahap latihan dengan meja
hal ini tidak begitu sulit karena penata tari sendiri yang menari jadi sesuai
dengan yang diharapkan. Sedangkan latihan dengan properti piring juga tidak
terlalu sulit karena properti piring tidak terlalu berat namun ada hal hal yang
diperhatikan dan dimatangkan secara utuh
agar mendapatkan hasil yang efektif dan berkualitas, yang terpenting adalah agar
piring tidak terjatuh saat properti piring dibawah menari. Tentu tidak juga
mengganggu sesama penari disaat piring dilempar keatas harus dengan teknis yang
benar agar sesuai dengan harapan penari dan penata tari tentunya. Selanjutnya
latihan dengan properti pisau hal ini tidak begitu sulit karena penggunaan
hanya sebentar dan digunakan oleh satu penari wanita yang diletakan di pinggang
sebelah kiri, namun tetap dijaga agar tidak jatuh pada saat menari.
c. Pemantapan
Hal ini dilakukan
agar penari dapat menguasai gerak secara teknik dan rasa gerak. Secara
keseluruhan guna mewujudkan gerak yang diinginkan. Pemantapan tidak hanya
dilakukan secara berulang agar dapat
diketahui kekurangan masing-masing penaari dan dari segi gerak, pola lantai,
rasa, ekspresi, untuk mewujudkan hasil karya yang baik.
1.
Tahap
latihan dengan musik
Latihan
dengan musik dilkukan sebanyak 7 kali pertemuan, setiap pertemuan dilakukan
berulang-ulang agar gerakan dengan musik menyatu dan tepat tentu saja dalam
tahap ini tidak dilkukan secara sekaligus namun peradegan. Hal ini tidak mudah
karena banyak gerakan-gerakan yang tidak sesuai dengan musik atau sebaliknya
musik yang tidak sesuai dengan gerakan, hal ini lah yang membuat penata tari
semangkin memutar otak untuk berpikir karena mengingat waktu pertunjukkan
semangkin dekat.
Dengan
sisa waktu yang ada dan memperhatikan merasakan akan kekurangan-kekurangan yang
dimiliki dalam tahap ini latihan pun terus dilakukan setiap pertemuan
menghasilkan yang baik dan membaik. Mudah-mudahan menghasilkan suatu karya
sesuai keinginan penata tari juga dosen pengampu.
2.
Tahap
latihan akhir
Latihan akhir dilkukan
dengan melibatkan penari, musik iringan, seluruh aspek yang mendukung tarian seperti
properti, kostum, make up, properti panggung. Untuk mengetahui kekurangan hal
ini dilakukan pada saat gladi bersih sebelum melakukan pertunjukan. Dalam tahap
ini harus memerlukan ketelitian dalam mengamati agar yang telah dicapai lebih
baik dari sebelumnya tentu saja sesuai dengan harapan.
Proses
yang panjang dalam menciptakan karya ini guna memenuhi tugas akhir. Tentu saja
tidak gampang dan tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat dikarenakan
penata tari sulit untuk mengkoreksi kesalahan penari karena penata tari dalam
hal ini juga ikut menari. tetapi bersyukur kepada Allah SWT dan teman-teman
yang telah mendorong sekaligus mendukung dalam penciptaan karya tari ini
sehingga penata tari semangkin sabar dan tekun untuk menyelesaikan karyanya.
Hal yang terpenting adalah semangatlah yang mendorong keinginan untuk
menyelesaikan karya ini. Menoleh kebelakang kendalah dan permasalahan yang
selalu ada dan selalu muncul hal inilah yang membuat penata tari kesulitan
dalam mengembangkan tarian pada kondisi ini juga sifat pemalas yang terus
menghambat. Keuletan dan semangat tahap demi tahapan dilakukan yang terpenting
adalah kemampuan penata tari dalam mengembangkan mengelolah gerak dan motif
yang telah diberikan kepada penari sesuai dengan kemapuan dan tanpa mengurangi
makna gerak tarinya.
B.
Evaluasi
proses penggarapan
Evaluasi
yang dilakukan untuk mengetahui segal kekurangan didalam menciptakan karya tari
ini, dilihat dari pengalaman sebelumnya proses penilaian dan menyeleksi ragam
gerak hasil tahap improvisasi dan eksplorasi. Dalam hal ini penata tari mulai
menyeleksi dengan cara membuat ragam gerak yang tidak sesuai dan memilih ragam
gerak yang sesuai dengan gagasannya. Pada tahapan evaluasi terdapat 4 macam
evaluasi yaitu :
a) Evaluasi penata tari dengan penari
Guna evalusi ini dilkukan adalah untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan para penari dan penata tari. Evaluasi dilakukan dari
sejak awal latihan guna mengetahui kekurangan yang ada pada penari, sehingga
tidak dipungkiri penata tari mengantikan penari lain. Selain hal tersebut guna
evaluasi adalah untuk menyelesaikan kendala dan permasalahan dalam proses
menari agar semua permsalahan dan kendala yang ada dapat teratasi bersama
evaluasi yang dilakukan terkait dengan permasalahan teknik gerak, pola lantai,
kekompakkan, ruang tari, penggunaan properti, ketepatan pada irama dan gerak
dan yang terpenting adalah hapalan dari keseluruhan agar tercipta dan terwujud
menari dengan wirasa dari gerak dan iringan juga dengan properti.
b) Evaluasi penata tari dengan iringan
Setelah
proses evaluasi penata tari dengan penari proses selanjutnya adalah evaluasi
penata tari dengan iringan. Setelah penata tari telah menemukan dan menentukan
karya tarinya yaitu kontemporer tentu hal yang dilakukan adalah menentukan
musik iringan yang sesuai karena penata tari menggunakan musik edit jadi dalam
pemotongan lagunya harus halus dan hasil yang baik. Referensi lagu yang diguna
pun harus sesuai agar nantinya tercipta gerak dan iringan yang sesuai dengan
wirasa sesuai keinginan dan harapan. Latihan yang berlansung lima kali dengan
menggunakan musik edit, ada banyak hal yang menjadi kendala mulai dari gerak
yang tidak sesuai dengan musik iringan dan tidak sesuai dengan yang diinginkan,
maka penata tari dengan setiap pergantian adegan keadegan lainnya.
c) Evaluasi pembimbing
Evaluasi
penata tari dengan pembimbing tentu saja dilakukan dari awal proses berkarya.
Dalam hal ini secara jujur penata tari terkadang merasa banyak sekali
kekurangan berbagai kendala dan permasalahan yang menjadi penyebab permasalahan
terus terjadi. Evaluasi pertama adalah evaluasi dalam proses penulisan proposal
sebagai pertanggung jawaban. Evaluasi selanjutnya adalah penekanan pada teknik
gerak, kostum, properti, hapalan, wirasa, musik iringan, make up dan kekurangan
yang ada pada penata tari dan penari yang terlihat oleh pembimbing. Tahap ini
bukan hanya sekali dua kali tapi terus menerus dari awal sampai akhir
pementasan karya. Sebagai penanggung jawaban penata tari semua yang telah
dievaluasi oleh pembimbing itulah yang menjadi penilaian termasuk pada akhir
pementasan melampirkan lembar konsultasi sebagai tugas akhir.
d) Evaluasi terhadap karya tari
Evaluasi tahap
ini dilakukan setiap pertemuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui rangkaian
kegiatan yang memiliki kekurangan, kendala dan kelebihan mutu pementasan tari dan mutu pengelolaan
pementasan tari.proses pencipta tari bagi penata tari adalah hal yang sulit,
karena menyangkut keseluruhan aspek tari agar menjadi satu kesatuan yang
menarik untuk ditampilkan atau dipertunjukkan. Mulai evaluasi penulisan
proposal sebagai bantuk pertanggung jawaban juga evaluasi gerak yang terus
menerus dilakukan untuk pembenahan dan pergantian gerak yang tidak sesuai
motif. Setelah karya terbentuk evaluasi dilakukan tetap terus dilakukan guna
menghasilkan perubahan baik dari segi penggunaan level, arah hadap, properti,
musik iringan, hitungan, pengelolahan waktu, tempo dan ritme yang sering tidak
tepat dengan gerak pada saat perubahan gerak atau gerak berhenti.
C.
Laporan
hasil koreografi
Berbagai
permasalahn dan kendala yang sangat panjang dan sangat melelahkan yang dialami
dan dijalani oleh penata tari, akhirnya terwujudlah karya tari Nak Menang Sughang dengan durasi lebih
kurang 11 menit. Adapun wujud karya terbagi dalam lima bagaian yaitu bagian
awal terdiri dari dua adegan, bagian tengah terdiri dari dua adegan dan bagian
akhir terdiri dari satu adegan.
Untuk lebih memberikan
pemahaman tentang hasil koreografi terbagi menjadi tiga bagian antara lain
sebagai berikut:
1)
Introduksi: Diawali dengan penari
laki-laki yenga telah berada diatas panggung pentas dengan posisi diatas meja
properti, dan menari dengan rasa gelisah, kesal.
2)
Bagian awal: masuklah kedua penari
wanita dari samping kanan dan kiri sisi panggung dengan gerakan perlahan dan
mengalun kemudian menari bersama.
3)
Bagian awal adegan 2: menguraikan
tentang keadaan laki-laki yang sedang terpuruk,stres, dengan lebih variatif dan
dengan gerak yang mengalun dan mempertegas pola lantai.
4)
Bagian tengah yang terdiri dua adegan
yaitu: adegan perebutan makanan yang berujung perkelahian, kemudian laki-laki
ini dibunuh oleh salah satu penari wanita dengan menggunakan properti pisau.
5)
Bagian akhir adalah satu adegan yaitu
seorang laki-laki perlahan kesakitan akibat tusukan di panggung kiri oleh salah
satu perempuan dan menyebabkan laki-laki ini meninggal dunia.
Hasil koreografi diatas bagi penata tari
adalah hal yang penting karena menuntun dalam proses pembuatan karya tari Nak Menang Sughang.
BAB
IV
PENUTUP
Karya
tari Nak Menang Sughang ini diambil
dari bahasa daerah yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Sekayu Musi
Banyuasin Sumatera Selatan. Tarian yang diberi judul Nak Menang Sughang yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah Mau
Menang Sendiri. Kata Nak dalam bahasa Indonesia memiliki arti Mau,
sedangkan kata Menang yang berarti
kemenangan, untuk kata Sughang dalam
bahasa Indonesia memiliki arti Sendiri. Jadi dari keseluruhan judul Nak Menang Sughang sama dengan artinya
Mau Menang Sendiri.
Sesuai
dengan tema yaitu keserakahan bahwa manusia yang mempunyai serakah adalah
manusia yang selalu merasa berkuasa, yang kehendaknya selalu dituruti sesuai
dengan keinginannya termasuk sifat suka merampas merampas hak orang lain.
Seperti
yang diketahui oleh banyak orang, seorang yang memiliki sifat mau menang
sendiri atau Nak Menang Sughang salah
satu sifat tercelah yang sangat tidak disukai manusia bahkan Tuhan Sang Maha Pencipta
karena sifat ini akan merugikan dirinya sendiri bahkan merugikan orang lain.
Jadi tarian Nak Menang Sughang tarian yang diambil dari tingkah laku manusia
sehari-hari yang pernah dilihat oleh penata tari sendiri sehingga munculah ide
atau gagasan untuk menciptakan tarian yang berjumlah tiga penari, satu orang
laki-laki dan dua orang perempuan.
Proses
pnciptaan karya tari ini tentu saja tidak segampang membalikan telapak tangan
banyak sekali kendala dan permasalahan dalam proses pembuatan karya. Kesabaran,
keuletan dan kesabaran adalah kunci dalam menyelesaikan karya tari Nak Menang Sughang. Setelah karya ini
terwujud rasa lelah, malas, dan sebagainya hilang terbayarkan. Namun tentu saja
banyak sekali kekurangan dan belum sempurna namun dengan segala usaha yang
telah dilewati kiranya karya tari Nak
Menang Sughang dapat diterima oleh penikmat seni khususnya oleh pembimbing
dan penguji pada saat pertunjukan nantinya.
Daftar
Pustaka
Rochayati,
Rully. 2013 : Serimpi Kadang Premati,
Universitas PGRI, Palembang
http://www.bijakkata.com/2014/06/Serakah-keserakahan-html
http://pembentukankaryatari.com
LAMPIRAN
1 : Sinopsis
Menceritakan
tentang seorang laki-laki yang sangat miskin dan kedua wanita yang menjadi
sasaran laki-laki. Karena kemiskinannya itu membuatnya menjadi terpuruk,
gelisah, stres, dan memicunya menjadi serakah karena selalu berbuat hal yang
buruk, seperti merampas hak orang lain dan saebagainya. Perkelahian yang tidak
berkesudahan karena laki-laki yang ingin
merebut hak milik kedua perempuan akibatnya Tuhan murka dan mereka akhirnya
meninggal dunia.
LAMPIRAN
2: Pendukung Karya
Penari
: Dedek
Puspita Sari
Riska Gumay
Rias
dan Busana : Dedek
Lili Oktarina
LAMPIRAN 3: Keterngan
Simbol
: Penari Laki-laki
: Penari perempuan
: Arah Hadap
: Alur Penari
: Penari dengan Piring
: Penari dengan Meja
Lampiran:
4 Photo Latihan
Dokumentasi : Dedek (12
Desember 2015)
Dokumentasi
: Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember
2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi
: Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi :
Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi :
Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi :
Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokementasi : Dedek (12 Desember
2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember
2015)
Dokumentasi
: Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi
: Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi
: Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi :
Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi :
Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi :
Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi
: Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek
(12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12 Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek (12
Desember 2015)
Dokumentasi : Dedek ( 12
Desember 2015)