Rabu, 12 Oktober 2016

Puisi Tangisan Demokrasi

Berbicara tentang aksi
Mencuat unjuk gigi
Berorasi.....
penuh emosi ditangkap untuk diintrogasi

Sompet, semprot, mulut berbau kemenyan
Pertanda setan
pertanda setan
Lagi ikut tauran

Sesekali benar
Sesekali onar
Menyerang tanpa sadar
Tanpa gentar
Tanpa gemetar

Ada tangis mengiris
Ada caci dan maki
Ada piluh nan sendu
Ada hidup dan mati
Semua seakan tidak lagi berarti

Oh Indonesiaku
Katanya demokrasi
Bebas berorasi
Bebas berpendapat
Namun, seakan demokrasi milik pluktorat

Sedihnya Negeri Demokrasi
Bila hanya mendengar sendiri
Bila hanya semaunya sendiri
Bila hanya mengharap pamrih
Bila hanya berpihak satu sisi
Kembali lagi dunia anarki
dan tanpa demokrasi

@dthe_aryal
Negeri Demokrasi
Palembang, 01 oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar