Sabtu, 29 Oktober 2016

puisi untuk sahabat

Puisi untuk sahabat
Palembang, 30/10/2016
09;00 Am

Kepada sahabatku:
____________
Selamat ulang tahun kuucapkan
Segenap do'a kupanjatkan
Semoga kau diberikan kesehatan
Semoga kau diberikan kemudahan
Semoga kau diberikan kelancaran
Semoga kau diberikan umur yang panjang

Tak ada kado terindah Kuberikan
Hanya kata-kata yang kurangkai
Hingga menjadi bait-bait puisi
__yang berisi do'a, pesan, dan harapan

Sahabatku kau orang baik
Semiga rejekimu juga baik
Semoga jodohmu juga baik
Semoga yang kau semogakan
Segera tersemogakan

Bait-bait akhir puisiku
__yang kuhadiahkan teruntukmu
Kuingin mengutarakan, yang kuanggap ini pesan
"sahabat" umurmu bertambah
Namun, janganlah berbangga
__karena sejatinya ialah berkurangnya jatah hidupmu
__dan lebih dekat pada kematian

Maka, jangan terlalu terlana pada dunia
__Karena dunia ini fana dan tak selamanya
Jangan pula terlalu berleha-leha pada dunia
__yang sebenarnya hanyalah tipuan semata

Ingat! kita hanya sebatas singga
Umur akan menjadi tua
__atau tak sempat menua
Tak lama kita kembali, siapkan bekal untuk yang kekal

Sahabat sekali lagi kuucapkan
Selamat ulang tahun
Semoga Allah melindungimu
Semoga Allah menyertaimu
Semoga umurmu barokah
__dan semoga kau berbahagia


Puisi ini saya dedikasikan
Untuk sahabatku yang berulang tahun
Siapa saja mereka
Terkhusus buat yang lagi ulang tahun
Neni Jayanika dan sudah berulang tahun kemarin Okta linda. Semoga ini dibaca ya!

Rabu, 12 Oktober 2016

Puisi Tangisan Demokrasi

Berbicara tentang aksi
Mencuat unjuk gigi
Berorasi.....
penuh emosi ditangkap untuk diintrogasi

Sompet, semprot, mulut berbau kemenyan
Pertanda setan
pertanda setan
Lagi ikut tauran

Sesekali benar
Sesekali onar
Menyerang tanpa sadar
Tanpa gentar
Tanpa gemetar

Ada tangis mengiris
Ada caci dan maki
Ada piluh nan sendu
Ada hidup dan mati
Semua seakan tidak lagi berarti

Oh Indonesiaku
Katanya demokrasi
Bebas berorasi
Bebas berpendapat
Namun, seakan demokrasi milik pluktorat

Sedihnya Negeri Demokrasi
Bila hanya mendengar sendiri
Bila hanya semaunya sendiri
Bila hanya mengharap pamrih
Bila hanya berpihak satu sisi
Kembali lagi dunia anarki
dan tanpa demokrasi

@dthe_aryal
Negeri Demokrasi
Palembang, 01 oktober 2016

Senin, 10 Oktober 2016

Tanpamu Dihati

seperti pagi kemarin
Sepi
Sunyi
Tanpamu hati
Tanpa seduhan kopi seperti kemarin

Kapan kau kembali?
Disini ku masih menanti
Jujur telah hilang kesanggupan
Teruntuk menunggumu saja
Aku ingin mencari damai
Menentramkan jiwa yang kian terpuruk

Sudahi dustamu
Itu terlalu menyiksaku
kalau boleh kubertanya
Apa salahku?
Apa dosaku?
Hingga dikau tega menghianati harapan cinta kita

Haruskah kita terpisah?
Haruskah kita menyudahi?
Semua tentang harapan di hati
Mungkinkah ini takdir kita?
Entahlah Tuhan yang Maha Kuasa
Atas segala nasib hamba-Nya

Palembang, 07 10 2016
@dthe_aryal

Sabtu, 08 Oktober 2016

Puisi Mengenang yang Terlupakan (Munir)


Mengenang yang Terlupakan
Palembang, 08 September 2016

12 tahun sudah berlalu
12 tahun sudah menghilang
12 tahun pula dia terlupakan
Bapak pembela hak-hak manusia teraniaya
Bapak pemberani pembela manusia lemah tertindas
Bapak aktivis anti meterialistis

Kini bapak kami telah gugur
Diatas awan beracun
GA-974 40G menjadi saksi kesakitan sang pendekar

Pembunuhan berbau politik
Bagi oknum yang tak suka dikritik
Pembunuhan beracun dendam
Digaruda kayangan
Kini masih menyimpan sejuta pertanyaan ?
Dimana Media membungkam
Pemerintah berdiam
Hingga terkesan sama-samar mencurigakan

Senyawa ARSENIKUM yang KATANYA
Datang dari Pollycarpus
Penyebab meregangnya nyawa
Sang pahlawan perjuangan HAM
Munir Said Tholib seorang kritikus

Kini kami hanya bisa mengenang
Sosok bapak bagi kami adalah Pemenang
Dari pada sekelompok OKNUM bajingan yang kini tengah berkeliaran
BEBAS dari payung Hukum Nasional nan kontroversial

Jumat, 07 Oktober 2016

Puisi Mengenangmu Semampuku

Mengenangmu Semampuku
Palembang,04 Oktober 2016
Silakan Follow IG  @dthe_aryal

Malam ini sepi
---tanpamu
Malam ini sunyi
---dan masih tanpamu
Malam ini sendu
Akupun merindumu

Kamu tau? bahwa hatiku tengah pilu mengenangmu
Kamu tau? bahwa aku tengah terlena pada dunia
 ---yang terasa semu bagiku

Aku hanya bisa meminta
Tuhan tolong sadarkan aku
--yang tengah mengenang
mengenang sayu matanya kala itu
Kini aku tak tau mundur atau maju
Karena aku tengah jengah pada rasa gilaku

Mauku (kamu)
Mau Tuhan juga (kamu)
Kamu terlahir untuk kembali ke Tuhan
Hingga saat kau kembali kepada Tuhan
Apalah dayaku? Hanya bisa pasrah
---dan menggila pada rasa yang tlah jauh
..
...
......
#poetry #poem #sajak #sastra #sastraindonesia #lovequotes #love #lovepoems #lovepoetry #dthearyal #coretan #goresan #tinta #palembang #palembangterkini #palembangkece #art #seni #satire #puisicinta #puisimusikal #puisi #puisilover #gokil

Rabu, 05 Oktober 2016

Puisi Tiba Masanya

Dear...
Seberkas sinar harapan
Kutanamkan bersama mentari pagi
Kutaburkan benih-benih doa didalamnya
Lalu, kusemaikan berjuta asa kepada_Nya
Hanya untuk "mu" yang berada jauh disana

Dear...
Semoga mentari pagi ini
Mampu mengobati gigil tubuhmu
Setelah hujan deras semalaman

Dear....
Maaf....
Bila aku belum bisa mendekapmu
Bila aku belum bisa menyelimutimu
Bila aku belum bisa memelukmu
Bila aku belum bisa menghangati dingin tubuhmu

Dear..
Aku tau kau bersedih
Aku tau kau tak sanggup lagi
Tapi dear..
Aku tau dan kau-pun tau
Kita sama-sama menahan rindu

Dear..
Biarlah mengalir seperti ini dulu
Bila nanti sudah waktunya semua akan berlalu
Ada saatnya semua akan berlabuh
Didermaga penghulu kita mengharu biru
Yakinlah kepadaku "dear"


Silakan IG ; @dthe_aryal 

Puisi Phobia Terbesarku Kehilangan_mu

Satu tahun sudah kita lewati kebersamaan
Satu tahun sudah hubungan cinta kita bangun dengan keberanian
Dimana ada banyak dinamika hubungan yang telah kita jalani
Setidak-tidaknya kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kita sudah tahu sama tahu
...dan itu telah kita sadari

Setahun ada banyak cerita yang kita catat didalam memori
Selama setahun juga kita bertransformasi
Mengenal pribadiku dan pribadimu
Menggali isi hati saling berbagi kasih


Namun, terkadang aku masih meragu
Untuk sekejab saja ketiadaanmu
Membuatku takut kehilangan selamanya

kuharap itu hanya perasaanku saja
perasaan takut kehilangan
..yang setiap saat melintas dipikiran hingga menjadikanku begitu bipolar
atau hanya "Phobiaku" yang berlebihan

Aku tak ingin "Phobiaku" berwujud nyata
Menjadi mimpi Kelam ketika ku terbangun dipagi hari
..dan biarlah senja saja yang menghitam
Mengubur "Phobiaku" yang terus membayang

......dan kuharap rembulan menerangi malam
Bersama sinar aurora membangun harapan
Maafkan aku yang terlalu "phobia" kehilanganmu.........