BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Kesenian sebagai salah satu unsur dari kebudayaan
yang merupakan hasil karya manusia yang mengandung unsur-unsur keindahan dan
nilai-nilai kehidupan manusia yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan
perkembangan manusia selaku pengubah dan penikmat seni. Melalui karya seni,
masyarakat berupaya mengekspresikan pemahaman, pengalaman, dan imajinasinya.
Kesenian tidak mungkin terpisahkan dari masyarakat sebagai unsure pendukungnya
mrupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Koentjaraningrat (dalam
Herimanto, 2008:25) berpendapat bahwa kebudayaan ialah keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi
pekertinya. Karena manusia adalah pencipta kebudayaan maka manusia adalah
makluk berbudaya. Kebudayaan adalah ekspresi eksitensi manusia di dunia. Dengan
kebudayaannya, manusia mampu menampakkan jejak-jejaknya dalam panggung sejarah
dunia.
Menghadapi perkembangan zaman sekarang ini
diperlukan satu upaya yang mampu mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati
diri bangsa. Budaya atau nilai budaya dapat diwariskan secara turun-temurun
dari generasi kegenerasi berikutnya secara berkesinambungan. Pewarisan
kebudayaan dapat dilakukan melalui “proses enkulturasi” yaitu proses
mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan system norma,
adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaannya (Herimanto dan Winarno, 2010:34).
Untuk itu kita sebagai generasi muda hendaknya mengembangkan dan upaya untuk
melestarikan kebudayaan yang ada dengan tetap menjaga keeksitensinya tanpa
menghilangkan dasar-dasar yang telah ada.
Dari sekian banyak kekayaan seni budaya Indonesia,
tari adalah salah satu bidang seni yang merupakan bagian dari kehidupan.
Menurut Rohkyatmo (1986:73), “dan Tari merupakan kegiatan kegiatan kreatif dan
kronstruktif yang dapat menimbulkan intensitas emosional dan makna.” Tari dan
kehidupan manusia saling bersentuhan akrab. Tari melangkah maju dan berkembang
sejalan dengan kehidupan manusia. Hadirnya
tari di lingkungan kehidupan manusia bersamaan dengan tumbuhnya
peradaban manusia. Dimana manusia masih mampu bergerak maka tari akan tercipta
dan berkembang.
Dalam abad 7-13 Masehi, Sumatera Selatan merupakan
pusat kekuasaan kerajaan Sriwijaya dan Palembang sebagai ibukota kerajaan. Dimasa
jayanya Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan
mengenai agama Budha terbesar di Asia Tenggara (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Propinsi Sumatera Selatan). Sumatera Selatan juga merupakan daerah yang kaya
akan keindahan alam yang mempesona, disamping memiliki aneka ragam seni budaya
dan tradisi-tradisi yang unik dalam kehidupan penduduknya yang terdiri dari
berbagai etnis.
Sumatera selatan beribu kota Palembang merupakan
salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki berbagai kesenian tradisional
yang masih membutuhkan perhatian dan pembangunan di era globalisasi ini. Bastomi mengemukakan bahwa “kesenian
tradisional akan hidup terus menerus selama tidak ada perubahan pandangan hidup
pemiliknya. Tiap-tiap kesenian tradisional yang ada di daerah-daerah mengalami perkembangan
yang berbeda-beda, hal itu sangat tergantung padakondisi setempat dan
bersentuhan serta pengaruh lingkungannya.
Di Indonesia khususnya di setiap daerah pasti
memiliki kesenian masing-masing, Termasuk di dalam tarian dan di setiap daerah
memiliki tarian yang sangat berbeda-beda seperti halnya didalam fungsi dan maknanya. Palembang
memiliki tari sambut yang memiliki fungsi dan makna yaitu Tari Tanggai salah satu
fungsinya ialah untuk penyambutan tamu.
1.2.
Batasan
Masalah
Agar setiap masalah yang dibahas dalam peneliitian
ini mencpai sasaran serta arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian dan juga
karena keterbatasan penulis, maka penulis memberikan batasan-batasan ruang
lingkup yang akan diteliti.
Adapun batasan-batasannya berdasarkan judul diatas
dipaparkan dibawah ini :
Fungsi Tarian merupakan kegunaan-kegunaan yang di
peroleh dari terciptanya tarian tersebut.
1.3Rumusan Masalah
Apa makna dan
fungsi Gerak tari tanggai yang ada di
Kota Palembang ?
1.3.
Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui apa Makna dan Fungsi Gerak Tari Tanggai
di Kota Palembang.
1.4.
Manfaat
penelitian
Manfaat yang di harapkan pada
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.)
Bagi penyusun, hasil
susunan ini dapat menambah wawasan dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang seni khususnya seni tari yang didapat selama menempuh pendidikan.
2.) Untuk mengetahui apa makna dan fungsi Gerak Tari Tanggai yang ada di Kota Palembang.
BAB II
Landasan
Teori
2.1 Tinjauan
Pustaka
2.1.1 Kajian Literatur
2.1.Seni
Kesenian adalah bagian dari
kebudayaan. Seni tari adalah salah satu bagian dari kesenian. Dari sekian
banyak kekayaan
seni budaya indonesia, tari adalah salah satu bidang seni yang merupakan bagian dari kehidupan manusia .Rohkyatmo
(1986.73) mengemukakan bahwa tari “tari merupakan kegiatan kreatif dan
konstruktif yang dapat menimbulkan intensitas emosional dan makna” tari dan
kehidupan manusia saling bersentuhan akrab. Tari melangkah maju dan berkembang
sejalan dengan kehidupan manusia. Hadirnya tari di lingkung kehidupan manusia
bersamaan dengan tumbuhnya peradaban manusia. Dimana manusia masih mampu
bergerak maka tari akan tercipta dan berkembang.
Menurut soedarsono (1978:1) , apabila
tari dianalisa secara teliti, maka akan tampak bahwa diantara sekian banyak
elemen yang terdapat di dalamnya,ada dua yang paling penting yaitu gerak dan
ritme. Martin (dalam soedarsono, 1976:31) mengemukakan bahwa: Substansi baku
dari tari adalah gerak,gerak adalah penggalaman fisik yang paling
elementer dari kehidupan manusia. Gerak
tidak hanya terdapat pada denyutan-denyutan diseluruh tubuh manusia untuk tetap
dapat memungkinkan hidup, tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi d ari segala
penggalaman emosional manusia.
2.2.Tari
Tari adalah seni,
maka walaupun substansi dasarnya adalah
gerak, tetapi gerak-gerak didalam tari itu bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang di beri
bentuk ekspresif,kamaladevi chattopadhaya (dalam soedarsono, 1992.81) mengemukakan sebuah
batasan tentang tari sebagai berikut. Tari adalah dasakan perasaan manusia
dalam dirinya yang mendorong nya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak
–gerak yang ritmis suryadiningrat (dalam soedarsono, 1978:2) mengutarakan
sebuah definisi yang berbunyi tari adalah
gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang di susun selarasdengan irama
music serta mempunyai maksud tertentu
soedarsono(dalam elvandari , 2010 :4)
menjelaskan bahwa tari adalah eksperesi
jiwa manusia yang di ungkapkan
denggan gerak-gerak ritmis yang
indah.
Jiwa manusia memiliki tiga aspek yang berbeda beda ,yaitu
kehendak , akal dan rasa atau emosi,
jelasnya, tari tarian di dunia ada yang
merupakan ekspresi jiwa yang di dominir
oleh kehendak atau kemauan, ada yang
oleh akal ,dan adapula yang
olerasa atau emosi (soedarsono, 1978 :3)
2.3.Fungsi Tari
Fungsi selalu menunjukan kepada pengaruh terhadap sesuatu
dan dikatakan fungsional apabila memiliki hubungan atau pertalian dalam relasi
(Van Peursen Dalam Sartono,2008 :16).
Menurut Soedarsono (dalam Sartono 2008 :16), fungsi
seni pertunjukan (seni tari) dalam kehidupan manusia secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu (1) sebagai sarana upacara ritual, (2) sebagai
hiburan, (3) sebagai tontonan.
2.4.Jenis
Tari
Menurut soedarsono (dalam Sartono,2008 :18) jenis
tari berdasarkan pola garapannya ada dua jenis yaitu sebagai berikut :
1.
Tari
Tradisional
Soedarsono(1978:12) mengemukakan bahwa” tari tradisional
adalah seni tarian yang telah mengalami perjalannaan sejarah yang cukup lama,
yang slalu bertujuan pada pola-pola tradisi yang telah ada. Ditinjau dari artistiknya tari tradisonal
dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu :
a.
Tari
Tradisional rakyat : jenis tari yang tumbuh dan hidup pada masyarakat
diluar tembok istana.
b.
Tari
tradisional klasik : jenis tari yang mengalami kristalisasi nilai artistic
yang tinggi dan tumbuh dilingkungan keraton. Tari klasik bentuk gerak dan
kompisisinya sangat diatur dengan pola-pola tertentu, seolah-olah ada
patokan/standar yang mengikat dan harus dipatuhi.
2.
Tari
Kreasi Baru
Tari kreasi baru adalah tari yang mengalami perkembangan
atau bertolak dari pola-pola tari yang sudah ada. Proses terbentuknya tari
kreasi dipengaruhi oleh gaya tari daerah maupun hasil kreativitas penciptanya.
Ada juga istilah tari kreasi baru yang disebut dengan
tari modern dan tari kontemporer. Istilah kreasi sesungguhnya telah menunjukkan
tentang sesuatu yang baru. Demikian pula dengan kata ‘’modern’’. Yang
berasal dari kata lain « modo » yang berarti baru saja » dan kata
kontemporer yang artinya waktu sekarang atau saat ini.
Tari kreasi baru ataumoderen mempunyai ciri khas
kebebasan dalam pengungkapannya. Sedangkan ciri khas kontemporer lebih bersifat
eksperimen, sehingga bentuk dan materi gerakannya lebih bebas dari tari modern.
BAB III
Pembahasan
3.1 letak geografis
3.2 topografi
3.3.iklim
3.4 historis
Dll
Tari tanggai
3.1.Makna
dan Fungsi Tari Tanggai
Menurut kamizair MA (2013:380), makna adalah arti maksud
pembicaraan atau tulisan.Penari Tari Tanggai pada umumnya di bawakan oleh gadis
remaja, namun pada saat sekarang dikota
Palembang Tari Tanggai sudah dibawakan oleh anak-anak, jadi tidak hanya gadis
remaja saja yang menarikannya. Pada dasarnya Tari Tangggai adalah tari
kelompok, tetapi pelaksanaanya pada zaman sekarang selalun melihat kondisi
tempat, terpenting adalah jumlah penari harus selalu ganjil.
a.
Fungsi
Tari Tanggai dalam Upacara Adat Perkawinan
Tari Tanggai pada acara pesta perkawinan ditampilkan
untuk menyambut tamu dan masyarakat sekitarnya yang datang untuk menghadiri
upacara pesta perkawinan tersebut. Adapun susunan penari tari Tanggai dala
upacara adat pesta perkawinan adalah penari mengikuti pengantin dan keluarga
mempelai memasuki gedung resepsi pernikahan, dimana penari terletak pada barisan
paling depan, kemudian diikuti oleh kedua pendamping penari terletak pada
barisan yang depan, kemudian diikuti oleh kedua pendamping pengantin biasanya
anak-anak yang berusia 7-11 tahun, kemudian diikuti oleh orang tua pengantin
dan sanak keluarga.
Penari Tanggai Tanggai, mengantarkan pengantin sampai ke
pelaminan, setelah pengantin duduk di pelaminan penari trsebut mulai menarikan
tari Tanggai sebagai rasa hormat terhadap hadirin atau tamu yang hadir.
Tari Tanggai dalam acara pesta perkawinan biasanya ditampilkan
kira-kira pukul 11.00 – 20.00 WIB, tergantung pada keluarga yang mempunyai
hajat pesta. Adapun fungsi dari tari Tanggai yang digunakan dalam upacara adat
pesta perkawinan sebagai berikut :
v Sebagai Lambang Kehormatan
Tari Tanggai yang digunakan dalam acara pesta perkawinan berfingsi
sebagai lambang kehormatan dengan maksud tuan rumah dan keluarga yang mempunyai
hajat pesta, memberikan rasa hormat dan terimakasih atas kehadiran tamu
undangan dengan cara menyuguhkan tari Tanggai tersebut.
v Sebagai Hiburan
Tari tanggai berfungsi sebagai hiburan tidak jauh berbeda
dengan fungsinya sebagai tari pertunjukkan. Fungsinya sebagai alat hiburan
disamping memberikan kesenangan kepada tamu yang hadir (penonton), berfungsi
sebagai hiburan bagi diri penari sendiri.
v Tari tanggai berfungsi sebagai penghibur bagi diri penari
sendiri karena kegiatan menari dapat memberikan rasa senang dan puas.
v Sebagai Sarana Upacara
Perkawinan
adalah peristiwa yang sangat penting dalamsejarah kehidupan manusia. Setelah
melakukan pernikahan pengantin yang telah resmi harus mematuhi peraturan dan
kebiasaan dalam masyarakat. Dalam hal ini upacara resepsi pernikahan yang
dilakukan oleh masyarakat kota Palembang selalu menggunakan tari Tanggai
sebagai tari penyambutan tamu sebelum acara resmi dimulai.
Tari
Tanggai bias mengekspresikan suasana acara perkawinan yang dihayati oleh
masyarakat. Dengan adanya upacara itu masyarakat yang menyaksikan upacara
tersebut terbawa ke dalam suasana yang baru.
v Sebagai
Legitimasi
Tari
Tanggai berfungsi pada sebuah upacara perkawinan dalam masyarakat kota
Palembang, hal ini pada sebuah resepsi perkawinan kurang memenuhi syarat dalam
arti kata apabila tidak menampilkan tari Tanggai. Dalam resepsi perkawinan,
pengantin memasuki gedung resepsi diiringi oleh penari Tari Tanggai berjalan
sangat pelan sekali, pada waktu pengantin memasuki gedung para tamu undang
berdiri untuk memberikan hormat.
v Sebagai
Alat Pendidikan
Melalui
tari ini penari dapat mengembangkan rasa estetika, mereka akan dapat memperkaya
jiwanya serta secara langsung dapat mengenal warisan budaya. Dalam menarikan
tari Tanggai diharapkan tercermin dalam kehidupan mereka sehari-hari. Keluesan
dan kelembutan tari ini akan tampak dalam tingkah laku mereka, keterampilan
yang ditampilkannya akan mempertebal rasa percaya diri.
Fengsi
Tari Tanggai dalam Upacara Adat Penyambutan Tamu Kehormatan
Dalam
perayaan hari-hari besar dan pada acara-acara lain, tari Tanggai khususnya di
Palembang selalu ditampilkan. Setelah tamu kehormatan hadir dalam acara-acara
tersebut, telah duduk pada tempat yang telah disediakan maka tari Tanggai
ditampilkan sebelum acara resmi dimulai.
Salah
satu penari yang membawa tepak didampingi dua orang enari pembawa pridon(tempat
sepah sirih), menyerahkan tepak yang berisikan sirih jadi atau sirih tak jadi
sebagai tanda menghormati tamu. Sirih jadi terdiri dari ramuan gambir, kapur
dan pinang yang dibungkus menjadi datu dengan daun sirih serta tembakau yang
akan dipersembahkan kepada tamu kehormatan. Sedangkan sirih tak jadi atau sirih
mentah adalah sirih yang belum dibuat menjadi satu dengan pinang, gambir dan
kapur.
Tari
tanggai yang digunakan dalam upacara adat penyambutan tamu berfungsi sebagai
berikut :
1.
Sebagai
lambang/Simbol kerhormatan
Salah satu penari yang diprimadonakan membawa tepak yang
berisikan sekapur sirih, merupakan syimbol menghormati tamu. Tamu kehormatan
diberikan sekapur sirih sebagai lambang bahwa masyarakat Palembang siap
menerima tamu tersebut.
Pemberian sekapur sirih yang sudah di ramu (dipersiapkan),
sedangkan sirih tak jadi adalah sirih yang akan diramu oleh itu sendiri.
2.
Tari
Tanggai selalu ditampilkan setiap ada acara adat baik secara resmi maupun tidak
resmi. Dalam hal ini bagi para penari, tari Tanggai mempunyai kenikmatan
tersendiri di samping mereka, orang lain secara tak lansung dapat menghibur
diri.
3.
Sebagai
Alt Pendidikan
Tari Tanggai selain mempunyai unsur hiburan ternyata juga
terdapat unsure penarapan atau pendidikan (pengetahuan) serta keterampilan
khususnya dalam bidang seni tari.
Rangkuman
Fungsi dari Tari
Tanggai yang digunakan dalam upacara adat pesta perkawinan sebagai
berikut :
ü Sebagai Lambang Kehormatan
ü Sebagai Hiburan
ü Sebagai Sarana Upacara
ü Sebagai Legitimasi
ü Sebagai Adat Pendidikan
Tari Tanggai yang digunakan dalam Upacara adat penyambutan tamu berfungsi
sebagai berikut :
ü Sebagai lambang / Simbol kehormatan
ü Sebagai Hiburan
ü Sebagai Alat Pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar