Senin, 05 September 2016

MAKNA DAN FUNGSI TARI TANGGAI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Kesenian sebagai salah satu unsur dari kebudayaan yang merupakan hasil karya manusia yang mengandung unsur-unsur keindahan dan nilai-nilai kehidupan manusia yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku pengubah dan penikmat seni. Melalui karya seni, masyarakat berupaya mengekspresikan pemahaman, pengalaman, dan imajinasinya. Kesenian tidak mungkin terpisahkan dari masyarakat sebagai unsure pendukungnya mrupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Koentjaraningrat (dalam Herimanto, 2008:25) berpendapat bahwa kebudayaan ialah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya. Karena manusia adalah pencipta kebudayaan maka manusia adalah makluk berbudaya. Kebudayaan adalah ekspresi eksitensi manusia di dunia. Dengan kebudayaannya, manusia mampu menampakkan jejak-jejaknya dalam panggung sejarah dunia.
Menghadapi perkembangan zaman sekarang ini diperlukan satu upaya yang mampu mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa. Budaya atau nilai budaya dapat diwariskan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi berikutnya secara berkesinambungan. Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui “proses enkulturasi” yaitu proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan system norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaannya (Herimanto dan Winarno, 2010:34). Untuk itu kita sebagai generasi muda hendaknya mengembangkan dan upaya untuk melestarikan kebudayaan yang ada dengan tetap menjaga keeksitensinya tanpa menghilangkan dasar-dasar yang telah ada.
Dari sekian banyak kekayaan seni budaya Indonesia, tari adalah salah satu bidang seni yang merupakan bagian dari kehidupan. Menurut Rohkyatmo (1986:73), “dan Tari merupakan kegiatan kegiatan kreatif dan kronstruktif yang dapat menimbulkan intensitas emosional dan makna.” Tari dan kehidupan manusia saling bersentuhan akrab. Tari melangkah maju dan berkembang sejalan dengan kehidupan manusia. Hadirnya  tari di lingkungan kehidupan manusia bersamaan dengan tumbuhnya peradaban manusia. Dimana manusia masih mampu bergerak maka tari akan tercipta dan berkembang.
Dalam abad 7-13 Masehi, Sumatera Selatan merupakan pusat kekuasaan kerajaan Sriwijaya dan Palembang sebagai ibukota kerajaan. Dimasa jayanya Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan mengenai agama Budha terbesar di Asia Tenggara (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Selatan). Sumatera Selatan juga merupakan daerah yang kaya akan keindahan alam yang mempesona, disamping memiliki aneka ragam seni budaya dan tradisi-tradisi yang unik dalam kehidupan penduduknya yang terdiri dari berbagai etnis.
Sumatera selatan beribu kota Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki berbagai kesenian tradisional yang masih membutuhkan perhatian dan pembangunan di era globalisasi ini.  Bastomi mengemukakan bahwa “kesenian tradisional akan hidup terus menerus selama tidak ada perubahan pandangan hidup pemiliknya. Tiap-tiap kesenian tradisional yang  ada di daerah-daerah mengalami perkembangan yang berbeda-beda, hal itu sangat tergantung padakondisi setempat dan bersentuhan serta pengaruh lingkungannya.
Di Indonesia khususnya di setiap daerah pasti memiliki kesenian masing-masing, Termasuk di dalam tarian dan di setiap daerah memiliki tarian yang sangat berbeda-beda seperti halnya  didalam fungsi dan maknanya. Palembang memiliki tari sambut yang memiliki fungsi dan makna yaitu Tari Tanggai salah satu fungsinya ialah untuk penyambutan tamu.
1.2.   Batasan Masalah
Agar setiap masalah yang dibahas dalam peneliitian ini mencpai sasaran serta arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian dan juga karena keterbatasan penulis, maka penulis memberikan batasan-batasan ruang lingkup yang akan diteliti.
Adapun batasan-batasannya berdasarkan judul diatas dipaparkan dibawah ini :
Fungsi Tarian merupakan kegunaan-kegunaan yang di peroleh dari terciptanya tarian tersebut.
1.3Rumusan Masalah
 Apa makna dan fungsi Gerak  tari tanggai yang ada di Kota Palembang  ? 
1.3.   Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apa Makna dan Fungsi Gerak Tari Tanggai di Kota Palembang.
1.4.   Manfaat penelitian
Manfaat yang di harapkan pada makalah  ini adalah sebagai berikut:
1.)    Bagi penyusun, hasil susunan  ini dapat menambah wawasan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang seni khususnya seni tari yang didapat selama menempuh pendidikan.
2.)    Untuk mengetahui apa makna dan fungsi Gerak  Tari Tanggai yang ada di Kota Palembang.




BAB II
Landasan Teori
2.1       Tinjauan Pustaka
2.1.1    Kajian Literatur
2.1.Seni
Kesenian adalah bagian dari kebudayaan. Seni tari adalah salah satu bagian dari kesenian. Dari sekian banyak kekayaan seni budaya indonesia, tari adalah salah satu bidang seni  yang merupakan bagian dari kehidupan manusia .Rohkyatmo (1986.73) mengemukakan bahwa tari “tari merupakan kegiatan kreatif dan konstruktif yang dapat menimbulkan intensitas emosional dan makna” tari dan kehidupan manusia saling bersentuhan akrab. Tari melangkah maju dan berkembang sejalan dengan kehidupan manusia. Hadirnya tari di lingkung kehidupan manusia bersamaan dengan tumbuhnya peradaban manusia. Dimana manusia masih mampu bergerak maka tari akan tercipta dan berkembang.
Menurut soedarsono (1978:1) , apabila tari dianalisa secara teliti, maka akan tampak bahwa diantara sekian banyak elemen yang terdapat di dalamnya,ada dua yang paling penting yaitu gerak dan ritme. Martin (dalam soedarsono, 1976:31) mengemukakan bahwa: Substansi baku dari tari adalah gerak,gerak adalah penggalaman fisik yang paling elementer  dari kehidupan manusia. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutan-denyutan diseluruh tubuh manusia untuk tetap dapat memungkinkan hidup, tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi d ari segala penggalaman emosional manusia.
2.2.Tari
  Tari adalah seni, maka walaupun substansi  dasarnya adalah gerak, tetapi gerak-gerak didalam tari itu bukanlah gerak yang  realistis, melainkan gerak yang di beri bentuk ekspresif,kamaladevi chattopadhaya (dalam  soedarsono, 1992.81) mengemukakan sebuah batasan tentang tari sebagai berikut. Tari adalah dasakan perasaan manusia dalam dirinya yang mendorong nya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak –gerak yang ritmis suryadiningrat (dalam soedarsono, 1978:2) mengutarakan sebuah  definisi yang berbunyi tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang di susun selarasdengan irama music serta mempunyai  maksud  tertentu  soedarsono(dalam elvandari , 2010 :4)  menjelaskan bahwa tari adalah eksperesi  jiwa manusia yang  di ungkapkan denggan gerak-gerak ritmis yang  indah. 
Jiwa manusia memiliki tiga aspek yang berbeda beda ,yaitu kehendak , akal dan  rasa atau emosi, jelasnya,  tari tarian di dunia ada yang merupakan ekspresi  jiwa yang di dominir oleh kehendak atau  kemauan, ada  yang  oleh akal ,dan adapula yang  olerasa atau emosi (soedarsono, 1978 :3)
2.3.Fungsi Tari
Fungsi selalu menunjukan kepada pengaruh terhadap sesuatu dan dikatakan fungsional apabila memiliki hubungan atau pertalian dalam relasi (Van Peursen Dalam Sartono,2008 :16).
Menurut Soedarsono (dalam Sartono 2008 :16), fungsi seni pertunjukan (seni tari) dalam kehidupan manusia secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu (1) sebagai sarana upacara ritual, (2) sebagai hiburan, (3) sebagai tontonan.
2.4.Jenis Tari
Menurut soedarsono (dalam Sartono,2008 :18) jenis tari berdasarkan pola garapannya ada dua jenis yaitu sebagai berikut :
1.      Tari Tradisional
Soedarsono(1978:12) mengemukakan bahwa” tari tradisional adalah seni tarian yang telah mengalami perjalannaan sejarah yang cukup lama, yang slalu bertujuan pada pola-pola tradisi yang telah ada.  Ditinjau dari artistiknya tari tradisonal dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu :
a.       Tari Tradisional rakyat : jenis tari yang tumbuh dan hidup pada masyarakat diluar tembok istana.
b.      Tari tradisional klasik : jenis tari yang mengalami kristalisasi nilai artistic yang tinggi dan tumbuh dilingkungan keraton. Tari klasik bentuk gerak dan kompisisinya sangat diatur dengan pola-pola tertentu, seolah-olah ada patokan/standar yang mengikat dan harus dipatuhi.

2.      Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru adalah tari yang mengalami perkembangan atau bertolak dari pola-pola tari yang sudah ada. Proses terbentuknya tari kreasi dipengaruhi oleh gaya tari daerah maupun hasil kreativitas penciptanya.
Ada juga istilah tari kreasi baru yang disebut dengan tari modern dan tari kontemporer. Istilah kreasi sesungguhnya telah menunjukkan tentang sesuatu yang baru. Demikian pula dengan kata ‘’modern’’. Yang berasal dari kata lain « modo » yang berarti baru saja » dan kata kontemporer yang artinya waktu sekarang atau saat ini.
Tari kreasi baru ataumoderen mempunyai ciri khas kebebasan dalam pengungkapannya. Sedangkan ciri khas kontemporer lebih bersifat eksperimen, sehingga bentuk dan materi gerakannya lebih bebas dari tari modern.








BAB III
Pembahasan
3.1 letak geografis
3.2 topografi
3.3.iklim
3.4 historis
Dll
Tari tanggai
3.1.Makna dan Fungsi Tari Tanggai
Menurut kamizair MA (2013:380), makna adalah arti maksud pembicaraan atau tulisan.Penari Tari Tanggai pada umumnya di bawakan oleh gadis remaja, namun  pada saat sekarang dikota Palembang Tari Tanggai sudah dibawakan oleh anak-anak, jadi tidak hanya gadis remaja saja yang menarikannya. Pada dasarnya Tari Tangggai adalah tari kelompok, tetapi pelaksanaanya pada zaman sekarang selalun melihat kondisi tempat, terpenting adalah jumlah penari harus selalu ganjil.
a.       Fungsi Tari Tanggai dalam Upacara Adat Perkawinan
Tari Tanggai pada acara pesta perkawinan ditampilkan untuk menyambut tamu dan masyarakat sekitarnya yang datang untuk menghadiri upacara pesta perkawinan tersebut. Adapun susunan penari tari Tanggai dala upacara adat pesta perkawinan adalah penari mengikuti pengantin dan keluarga mempelai memasuki gedung resepsi pernikahan, dimana penari terletak pada barisan paling depan, kemudian diikuti oleh kedua pendamping penari terletak pada barisan yang depan, kemudian diikuti oleh kedua pendamping pengantin biasanya anak-anak yang berusia 7-11 tahun, kemudian diikuti oleh orang tua pengantin dan sanak keluarga.
Penari Tanggai Tanggai, mengantarkan pengantin sampai ke pelaminan, setelah pengantin duduk di pelaminan penari trsebut mulai menarikan tari Tanggai sebagai rasa hormat terhadap hadirin atau tamu yang hadir.
Tari Tanggai dalam acara pesta perkawinan biasanya ditampilkan kira-kira pukul 11.00 – 20.00 WIB, tergantung pada keluarga yang mempunyai hajat pesta. Adapun fungsi dari tari Tanggai yang digunakan dalam upacara adat pesta perkawinan sebagai berikut :

v  Sebagai Lambang Kehormatan
Tari Tanggai yang digunakan  dalam acara pesta perkawinan berfingsi sebagai lambang kehormatan dengan maksud tuan rumah dan keluarga yang mempunyai hajat pesta, memberikan rasa hormat dan terimakasih atas kehadiran tamu undangan dengan cara menyuguhkan tari Tanggai tersebut.
v  Sebagai Hiburan
Tari tanggai berfungsi sebagai hiburan tidak jauh berbeda dengan fungsinya sebagai tari pertunjukkan. Fungsinya sebagai alat hiburan disamping memberikan kesenangan kepada tamu yang hadir (penonton), berfungsi sebagai hiburan bagi diri penari sendiri.
v  Tari tanggai berfungsi sebagai penghibur bagi diri penari sendiri karena kegiatan menari dapat memberikan rasa senang dan puas.
v  Sebagai Sarana Upacara
Perkawinan adalah peristiwa yang sangat penting dalamsejarah kehidupan manusia. Setelah melakukan pernikahan pengantin yang telah resmi harus mematuhi peraturan dan kebiasaan dalam masyarakat. Dalam hal ini upacara resepsi pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat kota Palembang selalu menggunakan tari Tanggai sebagai tari penyambutan tamu sebelum acara resmi dimulai.
Tari Tanggai bias mengekspresikan suasana acara perkawinan yang dihayati oleh masyarakat. Dengan adanya upacara itu masyarakat yang menyaksikan upacara tersebut terbawa ke dalam suasana yang baru.
v  Sebagai Legitimasi
Tari Tanggai berfungsi pada sebuah upacara perkawinan dalam masyarakat kota Palembang, hal ini pada sebuah resepsi perkawinan kurang memenuhi syarat dalam arti kata apabila tidak menampilkan tari Tanggai. Dalam resepsi perkawinan, pengantin memasuki gedung resepsi diiringi oleh penari Tari Tanggai berjalan sangat pelan sekali, pada waktu pengantin memasuki gedung para tamu undang berdiri untuk memberikan hormat.
v  Sebagai Alat Pendidikan
Melalui tari ini penari dapat mengembangkan rasa estetika, mereka akan dapat memperkaya jiwanya serta secara langsung dapat mengenal warisan budaya. Dalam menarikan tari Tanggai diharapkan tercermin dalam kehidupan mereka sehari-hari. Keluesan dan kelembutan tari ini akan tampak dalam tingkah laku mereka, keterampilan yang ditampilkannya akan mempertebal rasa percaya diri.

Fengsi Tari Tanggai dalam Upacara Adat Penyambutan Tamu Kehormatan
            Dalam perayaan hari-hari besar dan pada acara-acara lain, tari Tanggai khususnya di Palembang selalu ditampilkan. Setelah tamu kehormatan hadir dalam acara-acara tersebut, telah duduk pada tempat yang telah disediakan maka tari Tanggai ditampilkan sebelum acara resmi dimulai.
            Salah satu penari yang membawa tepak didampingi dua orang enari pembawa pridon(tempat sepah sirih), menyerahkan tepak yang berisikan sirih jadi atau sirih tak jadi sebagai tanda menghormati tamu. Sirih jadi terdiri dari ramuan gambir, kapur dan pinang yang dibungkus menjadi datu dengan daun sirih serta tembakau yang akan dipersembahkan kepada tamu kehormatan. Sedangkan sirih tak jadi atau sirih mentah adalah sirih yang belum dibuat menjadi satu dengan pinang, gambir dan kapur.
            Tari tanggai yang digunakan dalam upacara adat penyambutan tamu berfungsi sebagai berikut :
1.      Sebagai lambang/Simbol kerhormatan
Salah satu penari yang diprimadonakan membawa tepak yang berisikan sekapur sirih, merupakan syimbol menghormati tamu. Tamu kehormatan diberikan sekapur sirih sebagai lambang bahwa masyarakat Palembang siap menerima tamu tersebut.
Pemberian sekapur sirih yang sudah di ramu (dipersiapkan), sedangkan sirih tak jadi adalah sirih yang akan diramu oleh itu sendiri.
2.      Tari Tanggai selalu ditampilkan setiap ada acara adat baik secara resmi maupun tidak resmi. Dalam hal ini bagi para penari, tari Tanggai mempunyai kenikmatan tersendiri di samping mereka, orang lain secara tak lansung dapat menghibur diri.
3.      Sebagai Alt Pendidikan
Tari Tanggai selain mempunyai unsur hiburan ternyata juga terdapat unsure penarapan atau pendidikan (pengetahuan) serta keterampilan khususnya dalam bidang seni tari.


Rangkuman 
Fungsi dari Tari Tanggai yang digunakan dalam upacara adat pesta perkawinan sebagai berikut :
ü  Sebagai Lambang Kehormatan
ü  Sebagai Hiburan
ü  Sebagai Sarana Upacara
ü  Sebagai Legitimasi
ü  Sebagai Adat Pendidikan
Tari Tanggai yang digunakan dalam Upacara adat penyambutan tamu berfungsi sebagai berikut :
ü  Sebagai lambang / Simbol kehormatan
ü  Sebagai Hiburan
ü  Sebagai Alat Pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar